Jabarekspres.com – Pembangunan Jalan Bojonggede-Kemang (Bomang) Kabupaten Bogor hingga kini tak kunjung selesai. Padahal sudah dimulai pembangunan dari 2016 silam.
Jalan Bomang sendiri mempunyai panjang 8 kilometer. Jalan tersebut menghubungkan wilayah Utara dan tengah.
Menanggapi mangkaraknya pekerjaan tersebut, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bogor Soebiantoro mengaku pembangunan jalan Bomang masih terus dilakukan.
Namun pada Agustus 2022 perusahaan yang mengerjakan proyek tersebut mengalami kendala internal. Sehingga, berdampak pada penundaan pekerjaan.
”Jadi mereka menyerahkan lagi ke Pemda. Akibatnya pekerjaan harus loncat tahun,” ujar Soebiantoro kepada wartawan, Selasa (31/1/) .
Tak hanya tahun lalu, lanjutnya, di 2023 ini, proyek Jalan Bomang Kabupaten Bogor juga mengalami kendala. Sehingga, pengerjaan pun dipastikan akan kembali mangkrak.
”Masalah yang terjadi sekarang anggaran untuk tahun 2023 yang dibahas pada bulan Agustus 2022 lalu tidak dituangkan dalam rencana anggaran tahun 2023,” bebernya.
Menurut Soebiantoro, sebelumnya DPRD Kabupaten Bogor sudah menganggarkan Rp40 miliar untuk melanjutkan proyek jalan itu.
Tak Masuk RKPD 2023
Namun, anggaran tersebut belum bisa digunakan karena secara administrasi belum masuk Rencana Pembangunan Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2023.
”Karena belum termasuk di (RKPD) jadi proyek itu belum bisa ditenderkan dulu,” terangnya.
Dia mengatakan, sejauh ini DPUPR terus berupaya meneyelesaikan segala kendala yang terjadi. Namu, dia mengakui jika pekerjaan tidak akan selesai tepat waktu.
”Jalan Bomang itu ada sebelah kanan dan sebelah kiri. Kiri sudah selesai, yang sebelah kanan belum selesai nih jalur lambat,” katanya.
Dia menyebutkan, secara keseluruhan anggaran untuk proyek pembangunan jalan tersebut membutuhkan anggaran sekitar Rp600 miliar. Seluruh anggaran tersebut murni diambil dari APBD Kabupaten Bogor.
”Kedepan kami akan coba minta ke pemerintah pusat, karena jalan Bomang ini kan menyambungkan jalan Nasional, Parung dan jalan raya Jakarta-Bogor. Jadi perlu sentuhan pusat,” paparnya.
Dia menjelaskan, proyek jalan Bomang yang memerlukan biaya paling besar yaitu pembangunan flyover di atas perlintasan kereta api.
”Karena biaya (pembangunan flyover) cukup besar, maka kami akan mengakali dengan membangun jalur lambat saja,” jelasnya.